2. Peranan dan Fungsi
a. Dinding sel
Tersusun atas peptidoglikan (gabungan protein dan polisakarida) dan mukopolisakharida
Fungsi : memberi bentuk tubuh dan pelindung bakteri
b. Membran plasma
Tersusun atas fosfolipid dan lipoprotein
Fungsi : sebagai alat transpor elektron dan proton, hasil proses oksidasi bahan makanan dan sebagai pintu gerbang lalu lintas zat keluar masuk sel
Tersusun atas peptidoglikan (gabungan protein dan polisakarida) dan mukopolisakharida
Fungsi : memberi bentuk tubuh dan pelindung bakteri
b. Membran plasma
Tersusun atas fosfolipid dan lipoprotein
Fungsi : sebagai alat transpor elektron dan proton, hasil proses oksidasi bahan makanan dan sebagai pintu gerbang lalu lintas zat keluar masuk sel
c. Sitoplasma
Cairan sel berisi air, protein, karbohidrat, kromatofor dan ion anorganik
Cairan sel berisi air, protein, karbohidrat, kromatofor dan ion anorganik
d. Ribosom
Untuk sintesis protein
Untuk sintesis protein
e. DNA
Materi genetik, berupa rantai tunggal melingkar disebut nukleoid atau berupa plasmid
Materi genetik, berupa rantai tunggal melingkar disebut nukleoid atau berupa plasmid
f. Granula penyimpanan
Untuk menyimpan cadangan makanan
Untuk menyimpan cadangan makanan
g. Flagellum
Sebagai alat gerak
Sebagai alat gerak
h. Kapsul / lapisan lender
Tersusun atas polisakarida, untuk melekatkan diri pada suatu permukaan
i. Pilus / fimbria
lebih kecil dari flagellum.
Fungsi : untuk reproduksi, penghubung pada saat terjadi konjugasi
Tersusun atas polisakarida, untuk melekatkan diri pada suatu permukaan
i. Pilus / fimbria
lebih kecil dari flagellum.
Fungsi : untuk reproduksi, penghubung pada saat terjadi konjugasi
j. Klorosom
mengandung pigmen klorofil, untuk fotosintesis
k. Endospora
spora (jika kondisi buruk)
mengandung pigmen klorofil, untuk fotosintesis
k. Endospora
spora (jika kondisi buruk)
3.
Ciri-Ciri Archaebacteria
· Berukuran
0,1-15 mikron.
· Memiliki
dinding sel.
· Tidak memiliki
dinding dari peptidoklikan (polisakarida dan protein).
· Sel bersifat
uniseluler prokariotik (tidak memiliki inti dan membran inti sel).
· Asam nukleat
berupa RNA.
· Dapat hidup di
lingkungan ekstrim: lingkungan dengan derajat keasaman, suhu, dan kadar garam
yang sangat tinggi.
4.
Klasifikasi Archaebacteria
a. Metanogen
Yaitu
archaebacteria yang hidup di tempat yang mengandung metan seperti di saluran
pencernaan sapi. Archaebacteria methanogen dicirikan dengan kemampuannya
menghasilkan energi dengan mengubah H2 menjadi gas metan. Contoh
dari bakteri ini adalah Methanobacterium yang bisa ditemukan di
rawa-rawa.
b. Termoasidofilik
Yaitu
archaebacteria yang hidup di tempat bersuhu tinggi. Bakteri ini dapat hidup di
tempat bersuhu 250o fahrenheit dan derajat keasaman yang sangat
tinggi (pH<2). Contoh dari bakteri ini adalah Sulfolobus yang hidup
di sumber air panas.
c. Halofilik
Yaitu
archaebacteria yang hidup di tempat berkadar garam tinggi. Bakteri ini
menggunakan garam untuk menghasilkan energi dan dapat ditemukan di tambak laut
maupun di laut yang berkadar garam tinggi seperti di Laut Mati. Contoh dari
bakteri ini adalah Halobacterium halobium yang hidup di tambak laut.
5.
Peranan Archaebacteria
Archaebacteria membantu pencernakan makanan. Bakteri
metanogen digunakan untuk degradasi limbah pada unit pengolahan limbah.
Membantu pembuatan kompos dan biogas. Sampai saat ini tidak ditemukan
Archaebacteria yang menyebabkan penyakit pada organisme lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar